Riwayat Seorang Ibu
Ibu...
Setelah kau tiada
Kenangan manis bersamamu sering muncul
Keheningan malam begini sering menggamit
Belai kasih dan ukiran senyummu ibu...
Ibu...
Setiap kesusahan hidup insan yang ku lihat
Aku sering membayangkan
Itulah pengalamanmu
Melahir dan membesarkan 10 orang anak-anakmu
Sudah cukup menyiksakan
Tetapi menerima dugaan dari karenah anak-anakmu
Jauh lebih berat dari itu
Ibu...
Sewaktu hayatmu dulu
Telah ku cuba semampuku
Untuk membahagiakanmu
Dan waktu itu aku kira cukup
Memadai dengan kemampuanku
Waktu itu aku kira, ia cukup
Untuk membalas jasamu
Tapi kini ibu..
Seringku rasakan
Bahawa aku tidak pernah berbakti
Sama sekali untukmu
Tidak cukup dan tidak mungkin
Akan cukup sama sekali
Untuk membalas pengorbananmu
Oh ibu...
Aku ingin sekali kiranya
Kau ada di sisi saat ini
Mengecap nikmat hidup bersama kami
Menikmati hidup hasil pengorbananmu
Ibu...
Masih ku ingat lagi di zaman kecilku
Saban hari kau hidup berpanas berhujan
Di gelap pekat sebelum subuh lagi
Di waktu insan lain masih lena tidur
Ibu berlampu minyak keluar bekerja
Diterik mentari siang engkau menjemur diri
Bersawah, berladang
Di getah tua ibu sabar memotong
Engkau tabah tidak meminta tolong
Ibu...
Berbelas tahun aku merantau menuntut ilmu
Berjuang atas keringat dan pengorbananmu
Abang dan kakak juga begitu
Kononnya berusaha untuk membahagiakanmu
Namun
Alangkah malangnya dikau wahai ibu
Belum pun puas aku berbakti kepadamu
Dikau pergi ke pangkuan Ilahi
Pergi buat selamanya tidak kembali lagi
Masih ku ingat lagi ibu
Di tapak rumah usang ini
Ku tinggalkan dikau kesepian mengurus diri
Di rumah yang bocor di sana sini
Di bawah panas zink yang tidak bersiling
Di lantai simen engkau berguling
Tidak beralas mencari dingin
Mengimbangi bahang panas atap zink
Tidak seperti anak cucumu ibu
Semuanya kini tinggal di rumah batu
Lengkap dengan kipas angin
Lengkap dengan hawa dingin
Ibu...
Mulia hatimu tidak terperi
Ibarat lilin membakar diri
Berbakti dengan setulus hati
Dan darimu ibu banyak aku pelajari
Erti kepatuhan pertiwi
Erti pengabdian Ilahi
Erti kebaktian di alam ini
Erti pengorbanan insani
Ibu...
Aku amat bersyukur sekali
Mendapat ibu yang sangat disenangi
Dinilai amal budi dan bakti
Hingga pemergianmu ibu ditangisi
Seluruh laman dan rumah usang dibanjiri
Memberi penghormatan terakhir kali
Mengirim jasadmu ke pusara sepi
Pergi menemui Ilahi
Ibu...
Ampunkanlah aku
Jika pernah mengecewakanmu
Halalkanlah setiap tetes susumu ibu
Yang kau beri untuk menghisupkan aku
Halalkan setiap tetes
Keringat pengorbananmu ibu
Sepanjang hayatmu
Untuk membahagiakan ku
Ya Tuhan...
Ampunilah segala dosa ibu
Janganlah kau siksa ia
Kau rahmatilah, kau kasihilah ia
Sepertimana ia mengasihi aku sejak kecil
Berilah aku petunjuk dan hidayahMu ya Tuhan
Agar aku dapat menyambung amal ibu
Dan demi mu ibu
Aku wakafkan harta dan diri ini
Aku rasakan hidup ini singkat sekali
Ingin ku sambung amal dan bakti mu
Untuk membahagiakan insan seperti mu
Insan yang bernama ibu
Al-fatihah buatmu ibu
Al-Fatihah...
Lihat juga Sajak Untuk Ibu
Technorati Tags: azhad, sajak, puisi, ibu, hari ibu
tersentuh membaca. ya, ibu adalah segalanya, kerana ibu juga, wujudnya kita sebagai manusia. beruntung buat mereka yang masih diberi peluang untuk punya ibu..
huhu tetiba teringat kat mak...
alhamdulillah mak masih ada..
insyaAllah hari nie blk kg:-)
sajak yg bagus
http://ellismelia.blogspot.com
Nukilan yang sangat menyentuh hati..huhu terinat dkt almarhumah mak mertua..
Rindu dekat mak..
Mohon dicopy yer..boleh ker?
http://hidupberhikmah.blogspot.com/
sajak yang bagus.....
http://bit.ly/fAdcaz
assalamualaikum mohon share ye..
It's a nice story. It is so inspiring! metal fence Amarillo, TX